Daftar 6 Merek Kecantikan yang Gulung Tikar di Indonesia

Industri kecantikan di Indonesia mengalami masa sulit di tahun 2024, dengan sejumlah merek terkemuka terpaksa menutup usahanya. Munculnya banyak merek baru dan produk impor yang lebih murah menyebabkan tekanan yang signifikan bagi brand lokal. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha kecantikan di tanah air untuk tetap bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat.

Tidak hanya faktor persaingan yang menyebabkan brand kecantikan gulung tikar, tetapi juga berbagai isu internal yang membuat mereka tidak mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Tren kecantikan yang terus berubah serta preferensi konsumen yang dinamis menjadi tantangan baru yang harus dihadapi oleh setiap pemain di industri ini.

Berbagai faktor tersebut mengenai enam brand kecantikan lokal yang terpaksa menutup usahanya pada tahun ini. Salah satu yang terbaru adalah Aeluna Beauty, yang mengumumkan penutupan pada Desember lalu. Mari kita lihat lebih dekat merek-merek kecantikan ini dan penyebab di balik kebangkrutan mereka.

Merek Kecantikan yang Tidak Mampu Bertahan di 2024

Salah satu merek yang mengalami kesulitan adalah SYCA, yang dibentuk oleh dua perempuan pada tahun 2019. Keberadaan SYCA di pasar kosmetik sempat menggemparkan tetangga industri kecantikan dengan produk liptint yang mereka tawarkan. Namun, pada akhir September 2024, SYCA mengumumkan penutupan mereka secara resmi melalui media sosial, yang menjadi tanda berakhirnya perjalanan mereka di pasar Indonesia.

SYCA bersama dengan produk-popularitasnya ternyata tidak dapat mengatasi tantangan yang ada. Merek ini dikenal sebagai salah satu favorite di kalangan pecinta kecantikan, khususnya setelah sukses kolaborasi dengan serial drama populer. Meskipun mendapat perhatian besar, hal itu tidak cukup untuk menjamin keberlanjutan merek tersebut.

Runa Beauty, yang didirikan pada tahun 2019, mengikuti jejak SYCA ketika memutuskan untuk menutup operasinya. Dalam pengumuman perpisahannya di Instagram, mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada konsumen setia yang telah mendukung produk mereka. Salah satu produk andalan Runa adalah cleansing butter yang dicintai oleh banyak pengguna, namun ternyata ini pun tidak mampu menyelamatkan mereka dari gulung tikar.

Kemunduran Merek Kecantikan Lainnya dan Penyebabnya

Beet Beauty, merek lain yang baru saja berusia tiga tahun juga mengumumkan penutupan pada November 2024. Dikenal karena produk lip blanket dan lip blaze, Beet Beauty menawarkan diskon besar sebagai ‘kado perpisahan’ kepada pelanggan. Namun, dalam prosesnya, mereka pun menghadapi kesulitan untuk bersaing di pasar yang sangat kompetitif.

Noolab menjadi contoh lain dari merek yang harus menutup operasinya pada awal Juni 2024. Mereka juga memberikan alasan di balik keputusan tersebut, yang antara lain karena nama merek yang ditolak oleh Hak Kekayaan Intelektual. Diskon besar-besaran diberikan untuk produk yang tersisa sebelum resmi menutup semua operasional mereka di Indonesia.

Selanjutnya, ada Innertrue yang lebih awal mengucapkan perpisahan kepada pelanggan pada bulan Juni 2023. Mereka mengumumkan peralihan haluan dalam bisnis yang membuat mereka tidak bisa lagi memproduksi produk skincare. Dalam pernyataan resmi mereka, Innertrue menyampaikan terima kasih kepada pelanggan yang telah mendukung selama perjalanan mereka di industri kecantikan.

Penyebab di Balik Kebangkitan Persaingan di Industri Kecantikan

Aeluna Beauty, yang didirikan oleh dua influencer terkenal, adalah merek terkini yang mengalami penutupan pada Desember 2024. Produk-produk mereka, yang sering kali dikaitkan dengan manfaat perawatan kecantikan, tidak cukup menghadapi gempuran kompetitor yang lebih kuat. Kegagalan merek ini menjadi pengingat bagi berbagai merek lainnya untuk beradaptasi dan memperkuat posisi mereka di pasar.

Penyebab utama dari banyaknya brand yang gagal adalah kurangnya inovasi dan adaptasi terhadap tren baru. Perubahan yang cepat dalam preferensi konsumen memicu tuntutan untuk lebih banyak variasi dan peningkatan kualitas produk. Merek yang tidak siap dengan perubahan ini cenderung akan tertinggal dan akhirnya menjalani nasib serupa.

Situasi seperti ini sangat menunjukkan perlunya riset pasar yang mendalam dan pemahaman yang baik tentang perilaku konsumen. Adanya produk import yang lebih murah juga menjadi salah satu faktor penggerus pangsa pasar bagi brand lokal. Jika mereka tidak dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen, maka akan sulit untuk bersaing.

Kesimpulan dan Harapan untuk Merek Kecantikan Lokal

Meski tren kebangkrutan ini menyedihkan, ini juga bisa dilihat sebagai kesempatan untuk merefleksikan dan memperbaiki strategi yang ada. Merek yang tersisa di pasar harus memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dari pengalaman para pendahulu mereka. Inovasi dan keberanian untuk berubah harus menjadi prioritas utama dalam menjaga kelangsungan bisnis.

Pelanggan harus tahu bahwa setiap merek yang hadir di pasaran memiliki cerita dan tantangan tersendiri. Diharapkan ke depannya, para pengusaha lokal dapat beradaptasi lebih baik untuk menghadapi persaingan yang ada dan menciptakan produk yang lebih relevan dengan kebutuhan konsumen. Dengan pendekatan yang tepat, industri kecantikan lokal mungkin menemukan jalan untuk bangkit kembali.

Related posts